LAPORAN PRAKTIKUM JEMBATAN WHEATSTONE
LAPORAN
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
“
JEMBATAN WHEATSONE ”

NAMA: LOIS KUSUMAWATI SETIAWAN
NIM : A1C317060
KELAS: PENDIDIDKAN FISIKA REGULER
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
A. Judul : Jembatan Wheatstone
B. Tujuan :
1) Memahami
prinsip kerja jembatan wheatstone
2) Menunjukkan
persyaratan-persyaratan yang berlaku pada jembatan wheatstone
3) Menghitung
besarnya nilai sebuah hambatan dengan jembatan wheatstone.
C. Landasan
teori
Alat
ukur dan pengukuran besaran listrik merupakan bentuk dengan satu kesatuan yang
utuh dalam menilai besaran listrik yang terdiri dari tegangan, arus, daya,
energy, frekuensi, faktor daya sedangkan komponen-komponen listrik yang terkait
dengan pengukuran besaran listrik antara laun resistor R, induktor L, dan
kapasitor C. Mengukur besarnya sebuah komponen resistor dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan hal yang didapatkan dari pengukuran tersebur tergantung dari
tingkat ketelitian alat ukur yang dipakai. Salah satu pengukuran resistor yang
sudah dikenal sejak lama yaitu memakai alat ukur jembatan wheatstone baik
pabrikasi maupun non pabrikasi. Pada alat ukur ini tersedia satu fasilitas
utama yang disebut galvanometer. Dalam hal penggunaan jembatan wheatstone atau
alat ukur lain baik pabrikasi maupun nonpabrikasi seperti jembatan
potensiometer, hasil dari pengukuran besaran komponen resistor yaitu dengan
cara membandingkan pada kondisi keseimbangan titik nol galvanometer (Dedeng,2014:1).
Jembatan Wheatstone merupakan metode
untuk mengukur hambatan secara tidak langsung dan lebih teliti bila
dibandingkan dengan ohmmeter. Jika pada rangkaian jembatan Wheatstone
galvanometernya menunjukkan angka nol, maka perkalian hambatan yang saling
berhadapannya sama besar. Jika galvanometer dalam keadaan seimbang (G = 0),
berlaku (Cunayah, 2006 : 422).
Galvanometer
adalah suatu alat yang dapat mengukur arus yang sangat kecil. Galvanometer
dalam proses pengerjaannya menggunakan arus gulungan putar yangterdiri dari
sebuah magnet yang tidak bergerak dan sebuah potongan kawat yang merupakan
satubagian yang mudah bergerak dan dilalui arus yang hendak diukur. Pada kapal
motor dilengkapi dengan lapis-lapis kutub. Lapis-lapis kutub ini ditempatkan
pada sebuah inti dengan lilitan kawat yang dapat diputar dengan bebas melalui
sebuah poros. Jika gulungan ini dialiri arus listrik maka akan timbul suatu
kekuatan yang berakibat akan memutar gulungan itu srhingga akan membentuk sudut
90 terhadap arah kawat. Kuat arus yang
berbeda dalam penghantar itu mempunyai arah mendekati dan menjadi
positif.Dengan menggunakan peraturan daya jadi dapat kita ketahui bahwa
gulungan tadi berputar menurut arah panah, sehingga jarum penunjuk akan
menyimpang ke kanan dari angka nol (Suryanto,1999:4).
Dalam
cara-cara pengukuran yang disebutkan sebelumnya, maka kerugiaan tegangan
melalui tahanan terhadap arus yang mengalir melewatinya, diukur dengan
mempergunakan alat pengukur petunjuk dan dari rasio tersebut tahanan yang
dicari didapatkan.
Dalam
bab sebelumnya telah pula dijelaskan bahwa potensiometer, dimana besar dari
tegangan yang tidak diketahui terhadap tegangan yang diketahui, digunakan oleh
suatu rasio yang didapatkan dari tahanan, dapat dipergunakan untuk pengukuran
tegangan, dengan derajat ketelitian yang tinggi.
Disamping
ini, terdapat pula cara untuk mendapatkan rasio dari tahanan yang tidak
diketahui, secara teliti. Cara pengukuran ini dikenal sebagai metoda jembatan
wheatstone(Sapiie.1982:107-108).
Jembatan
wheatstone dipakai secara luas pad pengukutan presisi tahanan sekitar 1W
sampai rangkuman mega ohm rendah. Sumber kesalahan utama pada kesalahan batas
dari ketiga tahanan yang dilalui kesalahan bisa mencakupi:
·
Sensitivitas detektor
nol yang tidak cukup.
·
Perubahan tahanan lengan
karena efek pemanasan
·
Kesalahan-kesalahan
karena tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memengan peranan dalam
pengukuran nilai=nilai tahanan yang tidak diketahui sangat rendah
(Cooper.1974:150-151
D. Alat
dan bahan
·
Jembatan wheatstone
·
Galvanometer
·
Multimeter digital
·
Power supply
·
Resistor
·
Potensiometer
·
Kabel penghubung
·
Breadboard
E. Prosedur
kerja
1) Susun
alat-alat seperti pada gambar, dengan R adalah resistance box, Rx hambatan
tunggal, hambatan seri atau hambatan paralel yang akan diukur, power supply DC,
Rs adalah Rheostat, G adalah galvanometer, dan A adalah amperemeter,
2) Periksalah
rangkaian pada pembimbing praktikum anda.
3) Geser
perlahan-lahan ujung konektor k ke kiri atau ke kanan sehingga jarum
galvanometer tepat menunjuk nol.
4) Kemudian
catat panjang l1 dan l2, serta kuat arus pada amperemeter
catat pula nilai R yang digunakan.
5) Ulangi
percobaan sebanyak 5 kali dengan kuat arus yang berbeda-beda.
6) Ulangi
percobaan masing-masing 5 kali untuk Rx yang lain.
F. Hasil
|
Rangkaian
|
L1
(cm)
|
L2
(cm)
|
|
Seri
|
7,5 cm
|
7,5 cm
|
|
Paralel
|
5 cm
|
10 cm
|
G. Pembahasan
Jembatan
wheatstone adalah suatu rangkaian yang dapat digunakan untuk menentukan besar
tahanan yang tidak diketahui dalam suatu rangkaian. Tujuan dari praktikum ini
adalah memahami prinsip kerja jembatan wheatstone, menentukan
persyaratan-persyaratan yang berlaku pada jembatan wheatstone dan menghitung
besarnya nilai sebuah hambatan.
Pada
percobaan ini tahanan dirangkai secara seri dan paralel dengan menggunakan
hukum kirchoff
åImasuk=åIkeluar
dan
hukum ohm
dapat
ditentukan besar tahanan yang tidak diketahui tersebut.
Pada
percobaan pertama dilakukan secara seri. Alat-alat disusun mulai dari kabel,
rheostat, galvanometer, baterai, dan tahanan yang dirangkai seri. Sebelumnya
diukur tegangan baterai dengan menggunakan multimeter.
Hubungkan
alat-alat tersebut lalu diperhatikan jarum pada galvanometer. Lengan rheostat
digeser-geser hingga jarum pada galvanometer menunjukkan angka nol lalu diukur
panjang lengan menggunakan mistar, dari garis tengah penggeser menuju batas
lengannya. Kami mendapatkan datar sebesar 7,5:7,5 antara lengan kanan
dan kiri. Data tersebut dapat digunakan untuk menentukan besar tahanan dengan
cara membandingkannya.
Rx.L2=R1.L1
Sesuai
dengan hukum kirchoff åImasuk=åIkeluar
besar tahanan 1 (R1) = 100
W,
maka
Rx.7,5=100.7,5
Rx=
75 W
Dengan
cara yang sama, tetapi tahanan dirangkai paralel didapatkan data sebesar 5 cm dan 10 cm
Rxp.L2=R1.L1
Rxp. 10= 100. 5
Rxp = 50 W
Lalu
ditentukan besar ketelitian,
Pada
rangkaian seri diperoleh ketelitian
26 % dan pada rangkaian
paralel 51 % dari hasil tersebut
terlihat bahwa pada rangkaian paralel terdapat kesalahan.
H. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1)
Prinsip dasar
pengukuran nilai hambatan menggunakan jembatan wheatstone adalah dengan metode
arus nol, sehingga terjadi suatu keadaan setimbang yang terlihat pada
galvanometer.
2)
Jembatan wheatstone
merupakan suatu susunan listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui besarnya.
3)
Besar hambatan
bergantung pada l1 dan l2, dimana l1 sebanding
dengan Rs dan berbanding terbalik dengan l2. Atau Rpotensial
berbanding lurus dengan Rx dan l1, berbanding terbali dengan l2 sehingga
semakin panjang l1 maka besar pula hambatan standar dan sebaliknya.
I. Daftar
pustaka
·
Cooper, David
William.1994. Instrumen Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta,
Erlangga.
·
Cunayah,Cucun.2006.Fisika.Jakarta:Erlangga.
·
Herlan, Dedeng.2014. Studi
pengaruh pengamanan galvanometer terhadap keakuratan hasil pengukuran resistor
pada jembatan Wheatstone Sederhana. ISSN:2407-1846
·
Sapiie, Soedjana.1982. Pengukuran
Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.
·
Suryanto. 1999. Pengetahuan
Alat Ukur dan Elektronik. Jakarta: Erlangga
J. Lampiran
Hitung
R1=R2=
120 W
1.
Rangkaian Seri
Rx.L2=
R1.L1
Rx.7,5= 100 W.7,5
Rx=
75 W
Ketelitian
=
=
1 – (
)
x 100%
= 1 – (
)
x 100%
=
26 %
2.
Rangkaian Paralel
Rx.L2=
R1.L1
Rx.10=
120 W.5
Rx=
50 W
Ketelitian
=
1 – (
)
x 100%
=
51%
Lampiran
Gambar

Komentar
Posting Komentar